Sensasi 'Qiyam' Yang Menghujam Iman

Sudah lama aku tak merasakan sensasi ini.
Dziba'an malam ini terasa berbeda dengan malam-malam Jumat biasanya. Selain semua santriwan dan santriwati Pp. Daarun Najaah tumpah ruah dalam satu majlis sholawat yang membuat sayup-sayup sholawat semakin semarak, turut 'rawuh' juga pada malam mubarok ini Simbah Yai Shiradj Khudlori. 

***

"Mahalul Qiyaaaamm ..."
Seperti biasanya pada pembacaan al Dziba'. ketika sampai pada kalimat ini, semua santri berdiri. Bisa dibilang pada saat Mahal al-Qiyam inilah puncak dari segala 'Syauq' (rindunya) seorang Muslim kepada sosok yang dicintainya. Muhammad SAW. Bahkan seringkali Hatiku pun bergetar di dalamnya.

Kala itu aku memang duduk agak belakang, dekat bentangan satir Hijau yang memisahkan antara santri putra dan santri putri. Duduk dekat pintu membuat tubuhku pasrah dibelai semilir angin malam. Tiba-tiba dari arah belakang satu persatu santri pada 'sumingkir' tampak seperti memberikan jalan. Penuh Tawadlu'. Beberapa saat kemudian lewatlah sosok yang berjalan tertatih-tatih memasuki ruangan Mushola. Sosok itu adalah Simbah Yai Shiradj Khudlori.

Simbah Yai Shiradj Khudlori 
Kerawuhan Yai Siroj sebagai pengasuh PP Daarun Najaah seketika mengubah suasana. Jika sebelumnya kekhusyukkan dan kekhudluran santri hanya 30% atau bahkan 0%, berkat kerawuhan Yai Siraj bisa meningkat menjadi dua kali lipat. Bahkan lebih. Malam itu Yai rawuh dengan Jubah Hitam kebesaranya, dengan 'udeng-udeng' di kepala dan Tongkat panjang ditangan. Saat itu aku sedang melihat sosok Manusia yang penuh Wibawa. Seorang Warosatul Anbiya'.
Dziba'an-dziba'an biasanya aku tak sebegitu bisa merasakan sensasi seperti malam ini. Aku hanya merasa sedang mendengarkan segerombolan orang bernyanyi, dengan iringan musik yang kadang sungguh memekikkan telinga. 
Namun dengan rawuhnya Yai Siraj, atau Kiyai-kiyai dan Habaib-habaib seperti di lain majlis yang berbeda. Hati seakan terpaut lebih dekat dengan Sang Nabi. Jika majlis Sholawat dihadiri oleh Kiyai dan atau Habaib-habaib, ibarat memanggil, tidak hanya aku atau kita saja yang memanggil, namun beliau-beliau juga turut memanggil Sang Baginda Muhammad SAW. Sehingga karena itulah Hati kita bisa lebih khusyuk dan Khudlur. Bahagia. Laiknya luar biasa bahagianya kaum Ansor menyambut kedatangan sang Nabi bersama rombongan Muhajirin.

"Thola'a al-Badru 'alaina ..."

190315

Post a Comment for "Sensasi 'Qiyam' Yang Menghujam Iman"