Balada Indeks Prestasi

Sebenarnya saya tidak terlalu ambisius untuk meraih IP (indeks prestasi) tinggi. Menurut saya IP tinggi tak ubahnya sebuah goresan hitam diatas putih, yang mana sewaktu-waktu bisa luntur dan rusak. Asal masih bisa diatas batas standar bawah -dalam hal ini batas standar bawah saya adalah 3.5- bagi saya itu sudah cukup.

Namun ada beberapa pertimbangan jika saya harus mendapat IP jelek. Yaitu, Gengsi dan Rasa tanggung jawab. Gengsi alias malu dikatakan sebagai Santri yang berprestasi (meski lebih tepatnya adalah 'beruntung') namun memiliki prestasi akademik jelek. Dan rasa tanggung jawab karena sudah dibiayai oleh 'Negara', sehingga dzolim jika harus berleha-leha dalam kuliah.

Secara prinsip pula orang yang belum begitu mengenal hanya akan menerjemahkan apa yang ia lihat. Fisik, sikap, dan tutur kata seseorang diantara contohnya. Begitu juga dalam hal akademik, orang akan tahu bahwa Mahasiswa tersebut rajin kuliah atau tidak, serius apa tidak orang lain bisa menarik kesimpulan hanya dengan melihat dari hasil akademiknya (baca:IP). "al-Khottu dunal ma'na". Begitulah setidaknya.

Namun lagi-lagi saya tegaskan, IP tak lain adalah sebuah goresan hitam diatas putih dan seharusnya memang bersifat verifikatif. Sehingga terkadang orang malah akan merasa beban jika mendapatkan IP-nya bagus.

Bersyukur jika akhirnya bisa mendapat IP bagus, dan mendapat IP jelek semoga tidak J.
#Menyongsong semester 6 #Membuka lembaran baru dengan penuh semangat dan harap.

Hasil studi di semester 5

Post a Comment for "Balada Indeks Prestasi"