Kembaran Matahari (Sun Dog)

Dari awal peradaban manusia hingga era sekarang yang penuh cendekiawan, matahari yang diketahui hanyalah ada satu, tapi ternyata di suatu kesempatan matahari juga bisa terlihat lebih dari satu, bisa dua, tiga, bahkan bisa terlihat ada empat matahari secara bersamaan.
Dalam gambar di atas terlihat bahwa seakan-akan matahari ada empat. Kenampakan seperti ini pernah terjadi di Kota Laiyang, Provinsi Shandong, China. Fenomena tersebut terjadi sekitar  pukul 16.00 hingga 16.50 waktu setempat pada 27 Maret 2009. Saat itu di kota tersebut matahari terlihat ada empat secara bersamaan, sontak kemunculan ‘matahari tambahan’ itu bikin heboh warga yang menyaksikannya. Tidak sedikit orang yang mengait-ngaitkan peristiwa tersebut dengan pertanda semakin dekatnya hari akhir zaman atau yang dinamakan kiamat.
Fenomena diatas tentu merupakan hal langka, dan jarang terjadi. Namun bukan berarti kemunculan ‘matahari tambahan’ tersebut menandakan akan terjadinya suatu bencana ataupun semakin dekatnya kiamat. Karena sesungguhnya fenomena ini merupakan salah satu dari fenomena atmosferik yang sudah dikenal baik di dunia sains dan keberadaanya pun bisa dijelaskan secara ilmiah. Dalam sains fenomena tersebut dinamakan “Sun Dog” atau biasa disebut sebagai matahari kembar yang sering terlihat bersamaan dengan Parhelic Circle, namun di satu kesempatan sun dug juga bisa terlihat tanpa Parhelic Circle. Parhelic circle sendiri merupakan biasan cahaya kristal yang melepasi sundogs dan mengelilinginya  
Fenomena Sun Dog (Sundog) yang mempunyai nama ilmiah parhelion (jamak Parhelia) merupakan bahasa Yunani παρήλιον (Parelion), yang berarti di samping matahari, tersusun dari kata παρά (para), yang berarti di samping, dan ἥλιος (helios), yang berarti matahari, adalah sebuah fenomena ketika kita bisa melihat adanya kumpulan cahaya tambahan dikedua sisi matahari, kadang cahaya yang ditimbulkan itu mirip seperti bola yang membuat kita berpikir kalau cahaya ini adalah matahari tambahan. Kendati ukuran cahaya tambahan itu relatif lebih kecil dari cahaya matahari.
Sejak berkurun-kurun lamanya, sebenarnya manusia sudah membincangkan perihal fenomena matahari kembar ini. Terbukti sejak tahun 372 SM, seorang ahli falsafah Greece bernama Aristotles telah menyatakan bahwa terdapat dua matahari tiruan telah terbit bersama matahari induk. Tetapi ia hilang apabila matahari berada tegak di atas kepala.
Kemudian, pada tahun 50 SM, seorang lagi penulis dari Yunani yang bernama Tubero turut menyatakan tentang fenomena matahari berganda ini serta menyebutnya sebagai Sun Dog. Bagaimanapun, ketika itu, manusia masih belum faham betul mengetahui fenomena sun dog ini, apakah peristiwa ini berlaku di luar angkasa ataupun di dalam ruang atmosfera bumi.
Di seluruh belahan dunia juga, turut tersebar pelbagai mitos dan anggapan yang dikaitkan dengan fenomena matahari kembar ini. Pada tahun 891 misalnya, seorang penyair dari Greece, Aratus telah menyatakan bahawa fenomena matahari kembar itu adalah petanda hujan badai yang akan melanda suatu tempat.
Ada pula yang malah mengaitkan peristiwa sun dog sebagai pertanda kemujuran. Seperti dalam peperangan Roses yang berlaku di Herefordshire, Inggris pada 1461, dikatakan tiga matahari muncul sebelum peperangan tersebut berlangsung. Komandan tentara Yorkist, Edward IV yakin kemunculan tiga matahari tersebut telah membawa tuah kepada pasukan ketentaraannya dan mereka akhirnya berjaya mengalahkan tentara musuh.

Pembentukan dan karakteristik
Dalam proses pembentukanya Sun Dog terjadi ketika cahaya matahari bersinar menembus kumpulan lempeng es kristal hexagonal (yang terkadang disebut dengan debu berlian) yang tersusun secara horizontal di langit  mengakibatkan cahaya itu dibelokkan dengan sudut minimum 22 derajat. Sundogs terbentuk dari plat es kristal berbentuk hexagonal pada awan sirus yang tinggi dan dingin, atau bisa juga terbentuk pada cuaca yang sangat dingin oleh kristal yang bernama "diamond dust" yang melayang di udara pada ketinggian yang rendah.

Sundogs terbentuk saat cahaya memasuki bagian prisma secara hampir vertikal dari kristal dan keluar melalui bagian lainnya dengan sudut inklinasi 60° dari sudut datang. Terdapat jaring pembiasan (net refraction) dari setiap face dan cahaya di dispersi menjadi warna-warni. Sudut deviasi minimal adalah ~22°, tidak terdapat suatu sudut pembiasan tunggal yang melalui kristal. Ini berkaitan dengan jarak batas dalam dari sundogs terhadap matahari saat sundogs berada pada posisi rendah.

Seiring dengan matahari merangkak naik, cahaya yang melalui kristal bertambah tegak lurus dari horisontal plane (bidang horisontal). Sudut deviasinya meningkat dan sundogs menjauh dari matahari. Namun, altitudenya selalu sama dengan matahari. Sedangkan sudut deviasi sendiri adalah sudut penyimpangan yang dibentuk oleh perpanjangan berkas sinar datang dan berkas sinar yang keluar dari prisma .
Sundogs berwarna merah pada sisi yang paling dekat dengan matahari, semakin jauh, warna bergradasi menjadi oren sampai biru. Meskipun demikian, penumpukan warna (color overlap) lebih kuat sehingga sundogs tidak pernah berwarna murni. Warna-warna dari sundog pada akhirnya bergabung pada parhelic circle menjadi berwarna putih.
Fenomena sundog atau matahari kembar ini juga pernah terjadi di Thailand dan Kazakhstan. Fenomena ini mengakibatkan seolah-olah bumi memiliki lebih dari satu matahari. Di Indonesia sendiri, sun dog mungkin belum pernah dijumpai. Namun, fenomena halo atau parhelic circle sudah pernah tampak di beberapa daerah, seperti Bogor, Yogyakarta, dan Padang.

Post a Comment for "Kembaran Matahari (Sun Dog)"