Profil Tokoh Falak: Drs. KH. Slamet Hambali, M.SI


Slamet Hambali adalah seorang ahli falak berkaliber nasional. Beliau lahir pada tanggal 5 Agustus 1954 disebuah desa kecil bernama Bejangan, kecamatan Beringin, kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Beliau adalah putra dari pasangan Hambali dan istrinya, Juwairiyah. Istri beliau adalah Isti’anah, dan memiliki dua putri yaitu Rusda Kamalia dan Jamiliah Hasna.

Sejak kecil beliau sudah mengenal ilmu falak dari ayahnya. Setelah lulus dari sekolah dasar (SD), beliau dikirim ayahnya untuk belajar di pondok pesantren salafiyah di Pulutan Salatiga. Semasa remaja beliau pernah nyantri di pondok pesantren yang diasuh oleh KH. Zubair Umar al- Jaelany. Dari sinilah kemahiran ilmu falaknya mulai berkembang. Dibawah bimbingan langsung kyai Zubair, beliau belajar falak dengan mendalami sebuah kitab falak bernama Al-Khulashoh Al-Wafiyah, karangan kyai Zubair sendiri. Beliau juga pernah nyantri di pondok pesantren yang di asuh oleh Kyai Ishom.

Setelah lulus Aliah, beliau melanjutkan belajar di IAIN Walisongo (Sekarang sudah menjadi UIN), Semarang. Lulus S1 dari Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo pada tahun 1979 M., dan lulus S2 dari program pasca sarjana IAIN Walisongo pada tahun 2011. Beliau belajar Ilmu Falak di IAIN dibimbing oleh KH. Zubair Umar Al-Jaelany dan Ismail Abdullah. Sewaktu masih menjadi mahasiswa, karena kepandaiannya beliau dipercaya oleh KH. Zubair Umar Al-Jaelany (Rektor IAIN Walisongo Pertama) sebagai asisten dosen Ilmu Falak dan Mawaris, amanat sang guru tidak disia-siakan. Beliau mulai mengajar Ilmu Falak pada tahun 1977 saat masih menjadi mahasiswa sampai sekarang menjadi Dosen di IAIN Walisongo Semarang.

Kegiatan sehari-hari sang “kalkulator berjalan”-begitulah gelarnya- adalah mengajar di IAIN Walisongo Semarang, UNISSULA (Universitas Islam Sultan Agung) Semarang, STIE (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi) Dharma Putra.

Dalam lingkup organisasi, beliau dipercaya sebagai ketua Lajnah Falakiyah PWNU Jawa Tengah, wakil ketua Lajnah Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. Selain itu beliau juga menjabat sebagai Wakil ketua Tim Hisab Rukyat Jawa Tengah dan juga menjadi anggota Musyawarah Kerja dan Hisab Rukyat Departemen Agama RI. Beliau juga pernah mengikuti palatihan hisab rukyat tingkat ASIAN (MABIMS).

Dosen  ilmu Falak Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang Slamet Hambali berhasil menemukan metode baru dalam penentuan arah kiblat tanpa menggunakan bantuan teknologi modern.
Metode tersebut hanya menggunakan bantuan segitiga siku-siku dari bayangan matahari. Metode penentuan arah kiblat itu dinamai dengan Metode Slamet Hambali, sesuai dengan nama penemunya, karena metode tersebut dinilai orisinil dan belum ada yang menerapkan. Walaupun tidak menggunakan alat seperti theodolit atau global positioning system (GPS) seperti dalam pengukuran biasanya, tapi metode baru ini juga mempunyai akurasi yang tepat.

“Kelemahan metode ini hanya tidak bisa digunakan pada malam hari, karena tidak ada bayangan matahari,” kata Slamet Hambali di sela Seminar bertema Uji Akurasi Metode Penentuan Arah Kiblat dengan Segitiga Siku-Siku Dari Bayangan Mataharidi kampus IAIN Walisongo Semarang kemarin. 
Pakar ilmu falak ini mengemukakan, keakuratan metodenya itu sama halnya metode lainnya seperti theodolit ataupun GPS. Bahkan kalau dipersentase bisa 99,9 persen akurat. Sekali lagi kelemahan metode ini tidak bisa bekerja ketika malam ataupun saat mendung. Namun metode ini lebih murah ketimbang menggunakan GPS atau software lainnya. 

Dengan metode theodolit, untuk menentukan arah kiblat hanya bisa dilakukan pada jam-jam tertentu. Namun dengan metode Slamet Hambali, menentukan arah kiblat bisa dilakukan setiap saat. Baik itu pagi, siang, dan sore asalkan masih ada matahari. Karena perhitungannya juga bergantung dari bayangan matahari.

Wakil Ketua Lajnah PWNU Jateng itu menambahkan, metode ini tidak hanya bisa digunakan oleh orang Indonesia, tapi juga dari berbagai belahan dunia. Syaratnya, pengguna metode itu harus menguasai rumus-rumus matematika secara tepat. Metode ini ditemukan sejak Slamet melakukan penelitian pada 2010 lalu. Metode itu mulai diteliti ketika Hambali mengerjakan tesis S2. Metode ini pun sudah dipraktikkan untuk mengukur beberapa masjid besar di Jawa Tengah.

Disamping penemuannya mengenai Pengukuran Arah Kiblat dengan Menggunakan Segitiga Bayangan Matahari Setiap Saat yang dimuat dalam tesisnya itu, beliau juga telah banyak menerbitkan buku- buku karangannya yang membahas tentang Ilmu Falak. 
Diantara buku-buku karyanya yaitu :
  1. Ilmu Falak 1 Penentuan Awal Waktu Shalat dan Arah Kiblat Seluruh Dunia. Yang diterbitkan pada bulan November 2011 oleh Program Pasca Sarjana IAIN Walisongo Semarang.
  2. Almanak Sepanjang Masa Sejarah Sistem Penanggalan Masehi, Hijriyah dan Jawa. Yang diterbitkan pada bulan November 2011 oleh Program Pasca Sarjana IAIN Walisongo Semarang.
  3. Pengantar Ilmu Falak Menyimak Proses Pembentukan Alam Semesta. Yang diterbitkan pada bulan Januari 2012 oleh Bismillah Publisher, Banyuwangi,Jawa Timur.
  4. Ilmu Falak Arah Kiblat Setiap Saat. Yang diterbitkan pada bulan Januari 2013 oleh Pustaka Ilmu.
Beliau juga menciptakan sebuah alat yang praktis untuk digunakan menentukan arah kiblat, yang diberinama Istiwa'aini. (Baca ISTIWAAINI, 'Alat sederhana, cepat dan akurat menentukan arah kiblat)

Post a Comment for "Profil Tokoh Falak: Drs. KH. Slamet Hambali, M.SI"