ISTIWAAINI, 'Alat sederhana, cepat dan akurat menentukan arah kiblat'.

Arah kiblat adalah kebutuhan setiap umat islam di seluruh dunia. Setiap hari umat islam di seluruh dunia pasti akan berurusan dengan arah kiblat tanpa mengenal hari libur. Karena sholat lima waktu adalah kewajiban sehari-hari sedangkan menghadap kiblat adalah salah satu dari syarat sahnya shalat. Sehingga menjadikan arah kiblat penting diketahui oleh umat islam.
Banyak metode sebenarnya untuk mencari arah kiblat yang benar-benar mengarah ke ka’bah, mulai dari alat yang sederhana nan praktis seperti kompas hingga peralatan modern seperti theodolit nan akurat. Namun akurasi kompas tidak begitu akurat karena banyak sekali gangguan dan koreksi yang harus dilakukan , sedangkan theodolite terhitung merepotkan karena harus melakukan ini itu untuk mendapatkan arah kiblat yang akurat di samping harganya juga terhitung mahal.

            
Oleh karena itu Istiwaaini hadir menjawab persoalan tersebut. Alat ini adalah hasil temuan KH. Slamet hambali, Dosen Ilmu Falak IAIN Walisongo Semarang. Oleh penemunya dinamakan istiwa’aini karena alat ini mempunyai dua tongkat istiwa’, dimana satu tongkat berada di titik pusat lingkaran dan satunya berada di titik 0˚ lingkaran. Alat ini di desain untuk mendapatkan arah kiblat, arah true north dan sebagainya yang akurat dengan biaya yang murah. Prinsip kerja istiwaaini hampir sama dengan theodholit yaitu dengan cara membidik matahari.

A. Fungsi Masing-Masing Tongkat Istiwak.

       1. Tongkat istiwak yang di titik pusat lingkaran mempunyai fungsi:
  • Acuan sudut dalam lingkaran
  • Acuan  benang sebagai petunjuk arah kiblat, arah true north dan sebagainya.
        2. Tongkat istiwak yang di titik 0˚ lingkaran mempunyai fungsi:
  • Pembidik posisi matahari.
  • Start pengukuran arah kiblat, arah true north dan sebagainya dari posisi matahari.
B. Syarat Dalam Penggunaan Istiwain 
  • Tongkat istiwak yang di titik pusat lingkaran harus benar-benar berada di titik pusat dalam posisi tegak lurus.
  •  Lingkaran yang dijadikan landasan kedua tongkat istiwak harus benar-benar dalam posisi datar.
  • Tongkat istiwak yang di titik 0˚ harus benar-benar di titik 0˚ dalam posisi tegak lurus
C. Data-data yang diperlukan dalam penggunaan istiwaain:


  • Waktu (jam) yang tepat.
  •  Azimut kiblat.
  •  Azimut matahari
  •  Beda azimuth  (ba) kiblat dan matahari, yaitu azimuth kiblat dikurangi azimuth matahari. Jika negatif maka harus ditambah 360˚

D. Cara Pengukuran Arah Kiblat Menggunakan Istiwaaini:
  1.  Letakkan Istiwaaini pada lokasi yang ingin di ketahui arah kiblatnya. Alat istiwaaini berada di tempat yang rata dan terkena cahaya matahari.
  2. Bidik cahaya matahari menggunakan tongkat istiwak yang ada di titik 0˚, ketika bayangan matahari sudah jatuh mengenai (lurus) pada tongkat istiwak yang ada di titik pusat maka pembidikan sudah tepat kemudian, catat waktu saat itu. Tentunya yang di pakai adalah waktu yang benar-benar tepat. 
  3. Menghitung Arah & Azimuth kiblat. Menggunakan rumus:
    Cot B = Cos ØX Tan ØK ÷ Sin C – Sin ØX ÷ Tan C


    Keterangan
    :
     
    B adalah arah kiblat. Jika positip (+) dihitung dari titik utara dan jika negatip (-) dihitung dari titik selatan. ØX adalah lintang kakbah yaitu 21°25’20.98”. ØK adalah lintang tempat yang akan diukur arah kiblatnya. C adalah jarak/beda bujur Kakbah-tempat.

    Setelah diketahui arah kiblatnya, kemudian menghitung Azimuth Kiblat. Rumus menghitung Azimuth kiblat:
     
    a. Jika B (arah kiblat) UT (+), maka azimuth Kiblat = B (tetap)
    b.
      
    Jika B (arah kiblat) ST (-), maka azimuth Kiblat = B + 180˚   
    c. Jika B (arah kiblat) SB (-), maka azimuth Kiblat = INT B + 180˚
    d. Jika B (arah kiblat) UB (+), maka azimuth Kiblat = 360˚ - B
  4. Menghitung arah & azimuth matahari, menggunakan rumus:

    Cot A = Cos ØX Tan dm ÷ Sin t – Sin ØX ÷ Tan t

    Keterangan:
    ·         A adalah arah matahari
    ·         t adalah sudut waktu.  Dapat diketahui menggunakan rumus
    t = (WD + e – (BTd – BTx) ÷ 15) × 15
    ket: e adalah equation of time. BTd adalah BT daerah (Wib = 105˚, WITA=120˚, WIT=135˚). BTx adalah BT tempat yang dihitung t nya.
    ·         dm adalah deklinasi matahari.
    (untuk data e dan dm diinterpolasi)

    Setelah diketahui arah mataharinya, kemudian menghitung azimuth matahari dengan Rumus:
    ·         jika A (arah matahari) UT (+), maka azimuth matahari = A (tetap)
    ·         jika A (arah matahari) ST (-), maka azimuth matahari = A + 180˚
    ·         jika A (arah matahari) SB (-), maka azimuth matahari = INT A + 180˚
    ·        jika A (arah matahari) UB (+), maka azimuth matahari = 360˚ - A.
  5.     ... Menghitung Beda Azimuth (Ba). Rumus = azimuth kiblat – azimuth matahari
    *jika hasilnya negatip ditambah 360˚.
  6.       Kemudian tarik benang mulai dari titik 0˚ lingkaran ke arah sebesar angka beda azimuth (Ba). Maka arah yang ditunjukan dari benang itulah arah Kiblat.

Post a Comment for "ISTIWAAINI, 'Alat sederhana, cepat dan akurat menentukan arah kiblat'."