The Theory Of Everything, Sebuah Kisah Nyata Dari Seorang Hawking


Sebagai penggemar dan pengagum dari pemikiran-pemikiran Stephen Hawking saya amatlah terlambat baru menonton film ini. Ya, sudah sejak 26 November 2014 film ini dirilis, namun saya baru menontonya sekarang.

Judul film ini sudah tidak asing terdengar di telinga, karena saya juga punya buku karya Stephen Hawking dengan judul yang sama atau "Teori segala sesuatu" jika di Indonesiakan. Sehingga dengan mendengar judul dari film ini saya langsung tahu bahwa film ini mengisahkan kisah perjalanan hidup hawking, atau minimal bersinggungan dengan pemikirannya. Dan ternyata memang benar, setelah saya tonton, film "The Theory of Everything" memang mengisahkan perjalanan hidup hawking.

Buku teori segala sesuatu
Dalam tulisan kali ini saya tidak banyak membahas pemikiran Hawking, lebih lanjut salah satu hasil maha karyanya tentang Ruang dan Waktu bisa dibaca Di siniNamun yang menjadi bahasan adalah film The Theory of Everything yang baru saja saya tonton.

Film ini disutradarai James marsh, dengan Eddie Redmayne yang berperan sebagai Stephen Hawking dan Felicity jones yang memerankan sosok Jane (istri Hawking). Mengisahkan perjalanan hidup seorang yang mendapat gelar Lucasion profesor of mathematics di university Cambridge pada tahun 1979, sebuah jabatan yang juga pernah dipegang Sir Isaac Newton dan Paul Dirac membuat film ini menjadi film yang lebih sekedar layak di tonton. Kisah dalam film ini dimulai saat Hawking remaja dan sedang menempuh program Ph.D. di University Cambridge, Inggris.

Kisahnya bermula saat pertama kali Hawking dipertemukan dengan Jane ketika berada di salah satu bar tempat hawking minum bersama temanya. Dan disanalah perkenalan antara Hawking dan James bermula. Waktu pun berlalu, hubungan Hawking dan Jane semakin dekat dan akhirnya memutuskan untuk menikah.

Keputusan untuk menikah bukan tidak disadari Jane bahwa Hawking sebenarnya sudah didiagnosis mengidap ALS (Amyotrophic lateral sclerosis) atau sklerosis lateral amiotrofik yang dikenal sebagai penyakit Lou Gehrig, penyakit syaraf motorik yang menyerang sel syaraf pengendali otot, menyebabkan tubuh secara bertahap lumpuh dan otot mengalami atrofi dan kejang-kejang.

Meski sudah mengetahui kenyataan yang dialami Hawking, cinta jane tidak sedikitpun berkurang. Namun permasalahan muncul ketika Jane dan Hawking memiliki anak, Jane sebagai seorang istri sekaligus seorang Ibu dari anak-anaknya merasa kerepotan. Ditambah lagi Hawking yang sering kumat membuat Jane saa itu membutuhkan bantuan. Muncullah sosok Jonathan seorang pemusik dan pemain organ di gereja setempat.

Film ini merupakan film yang diangkat dari kisah nyata seorang Hawking. Ceritanya hampir semuanya sejalan dengan apa yang pernah Hawking tuliskan sendiri dalam bukunya yang berjudul "My Brief History" yang mengulas sejarah kehidupan Hawking dari mulai kecil. Semua tidak diceritakan dalam film ini memang, karena hanya dengan durasi dua jam merupakan waktu yang tak lama. Namun film ini telah berhasil mengangkat sosok astrofisikawan dunia seperti Stephen Hawking ke layar kaca dan bisa dinikmati oleh semua makhluk  di seluruh penjuru Bumi. Sebuah film biography yang berpadu drama romantik yang pastinya sarat bikin penasaran. Happy Movie .. J


Triler Film The Theory of Everything:

Post a Comment for "The Theory Of Everything, Sebuah Kisah Nyata Dari Seorang Hawking"