Seni Bercinta Dalam Al Qur'an
Dewasa ini permasalahan seks masih dianggap sebagai hal yang ekstrem
diperbincangkan. Kata ‘seks’ sering muncul di pelbagai kabar media yang
hampir kesemuanya berkonotasikan buruk. Kebanyakan masih terjustifikasi
dalam benak pikiran bahwa seks adalah sesuatu yang selalu diasosiasikan
dengan hal berbau pornografi. Oleh karena itu dalam mindset masyarakat,
seks juga masih teramat saru untuk diperbicarakan dimuka umum. Padahal
hubungan seks tidak hanya sebatas tujuan mendapatkan keturunan, akan
tetapi yang tidak kalah pentingya adalah sebagai sebuah saran untuk
membahagiakan pasangan.
Hadirnya buku “Qur’anic Kamasutra–Seni Membahagiakan Pasangan Menurut Al-Qur’an“
karya Abu Bakar Maulana seakan menyibak segala ketabuan
tersebut.Tentunya yang menjadi objek bahasan adalah mereka yang sudah
diikat dengan tali suci yaitu pernikahan. Jika hubungan seksual ini
dilakukan dengan tanpa pernikahan atau perkawinan, maka mereka telah
melakukan perzinaan atau dalam Al-Qur’an disebut fakhisah (hal. 20)
Apakah ada teks keagamaan yang membahas tentang seks?
Jauh
sebelumnya banyak buku-buku tentang seks yang sudah ditulis oleh para
pakar zaman dahulu dengan perspektif yang berbeda. Seperti kitab seks “Al-Raudh al-‘Athir fi Nuzhat al-Khatir”
yang ditulis oleh Muhammad an-Nafzawi seorang ulama terkemuka Tunisia
abad 16. Bahkan Al-Qur’an sendiri tak luput menjadikan persoalan seks
sebagai sorotan. Di dalam Al-Qur’an terdapat beberapa ayat yang baik
secara langsung maupun tidak langsung berbicara tentang persoalan seks.
Dengan bahasa halus Al-Qur’an mengatakan;
“Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka”. (QS. Al-Baqarah/2:187)
Dan juga dalam QS. Al-Baqarah/2:223 yang berbunyi: “Isteri-isterimu
adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah
tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan
kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah
dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar
gembira orang-orang yang beriman”.
Kalau dilihat dari sebab turunnya (asbabun nuzul)
ayat ini, ayat ini turun lebih disebabkan karena banyaknya anggapan
bahwa mendatangi istri atau menyenggamai istri hanya diperbolehkan dari
satu arah (satu gaya) saja. Padahal tidaklah demikian. Oleh karena itu
Penulis lewat bukunya -sebagaimana kitab-kitab seks terdahulu- ingin
menyampaikan bahwasanya Islam lewat Al-Qur’an memberikan penegasan bahwa
hubungan seksual yang dilakukan oleh pasangan suami istri boleh
dilakukan dengan berbagai cara variasi dan posisi seperti yang
dikehendakinya, asalkan tidak bersenggama atau memasukkan dzakar atau penis ke dubur istri (liwath). Dan tidak memasukkannya ke vagina istri ketika dalam keadaan sedang haid (menstruasi).
Didalam
bukunya, alumnus IAIN Walisongo Semarang ini dengan eksplisit
menjelaskan berbagai hal seputar permasalahan seks tanpa keluar dari
koridor Al-Qur’an. Dimulai dengan pengenalan seputar seks, etika
bersenggama dalam Islam, larangan bersenggama dalam Islam, variasi dan
posisi senggama menurut Al-Qur’an hingga problem dan penyimpangan
seksual menurut Al-Qur’an. Semua dikupas tuntas secara jelas di dalam
buku tersebut.
Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Ibnu
Qayyim Al Jauzi diantara manfaat bersetubuh dalam pernikahan adalah
terjaganya pandangan mata dan kesucian diri serta hati dari perbuatan
haram. Menurutnya pula hubungan intim juga memiliki tiga tujuan.
Pertama, memelihara keturunan dan keberlangsungan umat manusia; Kedua,
mengeluarkan cairan yang bila terus menerus mendekam didalam tubuh akan
berbahaya; Ketiga, meraih kenikmatan yang dianugerahkan oleh Allah SWT
(hal. 42).
Sering kali orang bersenggama hanya sekedar menuruti
hasrat manusiawinya tanpa mengenakan etika yang telah digariskan oleh
Islam. Salah satu etika yang sering terlupakan ketika hendak bersenggama
adalah berdo’a, banyak orang yang lupa –bahkan belum tahu- bahwa
membaca do’a ketika hendak melakukan hubungan seksual itu hukumnya
adalah mustahab (dianjurkan) (hal. 68).
Mengenai
variasi maupun posisi dalam bersenggama masih banyak pula pasangan atau
salah satu pasangan merasa mapan dengan keadaanya (status quo) cenderung
mencurigai dan menganggap bahwa berbagai macam variasi maupun posisi
dalam bersenggama sebagai hal yang tabu, padahal itu adalah suatu hal
yang diperbolehkan oleh Islam. Setidaknya ada tujuh variasi atau posisi
dalam bersenggama (hal. 194-203)
Dalam penjelasanya selain
berupa tulisan penulis juga menyuguhkan visualisasi dalam bentuk gambar
yang diselipkan di tengah-tengah penjelasan. Sehingga seringkali
menimbulkan kontraversi, apalagi yang diselipkan adalah gambar-gambar
erotis. Namun bukan tanpa alasan penulis ‘nekad’ mencantumkan
gambar-gambar tersebut, penulis ingin menulis buku tentang seks yang
berbeda dengan buku-buku seks sebelumnya.
Buku ini sangat cocok bagi para pasangan suami istri yang senantiasa mendambakan hubungan yang harmonis, sakinah, mawaddah, dan warahmah. Karena salah satu cara mewujudkanya adalah dengan belajar memahami hubungan seksual.
Judul Buku : Qur’anic Kamasutra–Seni Membahagiakan Pasangan Menurut Al-Qur’an
Penulis : Abu Bakar Maulana
Penerbit : Syiar Media Publishing
Tahun Terbit : April 2012
Tebal Buku : 268 Halaman
ISBN : 978-979-1596-53-4
Harga Buku : Rp 50.000
1 comment for "Seni Bercinta Dalam Al Qur'an"
mohon infonya 085299599048. makasih