Di Planetarium Jakarta. 'Observ The Virtual Sky'

Setelah selesai acara di Mahkamah Agung, rombongan menuju masjid Istiqlal untuk menunaikan salat Dhuhur sekaligus makan siang. Setelah semua kegiatan di istiqlal selesei, sekitar pukul 14.00 WIB rombongan langsung melanjutkan menuju objek KKL selanjutnya. Yakni Planetarium yang berada di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Planetarium dan Observatorium Jakarta ini adalah satu dari tiga wahana simulasi langit di Indonesia selain di Kutai, Kalimantan Timur, dan Surabaya, Jawa Timur. Planetarium Jakarta berdiri tahun 1964 diprakarsai Presiden Soekarno dan diserahkan ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 1969. Di tempat ini juga tersedia ruang pameran benda- benda angkasa yang menyuguhkan berbagai foto serta keterangan lengkap dari berbagai bentuk galaksi, teori-teori pembentukan galaksi disertai pengenalan tokoh-tokoh di balik munculnya teori.

Saat itu rombongan sampai di lokasi Planetarium sekitar pukul 15.00 WIB, kemudian bus parkir dan perwakilan dari kami menuju loket planetarium untuk memesan tiket. Harga tiket masuk planetarium Rp. 3.500 untuk anak-anak, dan Rp.7000 untuk dewasa. Dan untuk pemesanan tiket, maksimal satu orang bisa pesan 6 tiket. Sengaja kami memilih jadwal pemutaran film yang paling sore, yakni pukul 16.15 WIB.

Di dalam gedung planetarium banyak terdapat ornamen-ornamen dinding yang berbau astronomi atau astrofotografi. Juga terdapat sebuah baju astronot yang terpajang di salah satu sudut ruangan.
Ruangan utama yang menjadi tujuan kami adalah ruang pemutaran film, atau pertunjukan teater bintang. Ruangan ini cukup luas sehinngga mampu menampung banyak orang, dengan kapasitas sekitar 300 orang. Posisi deret kursi duduknya berbaris melengkung karena menyesuaikan ruangan yang membentuk sudut 360 derajat. Di bagian tengahnya terdapat sebuah proyektor berwarna biru bertuliskan Carl Zeis. Proyektor inilah yang dapat menggambarkan suasana bintang di angkasa ke atas kubah. Posisi kursi dapat dimiringkan hingga kita dapat agak terlentang untuk memudahkan dalam melihat ke atas kubah.

Dalam pertunjukan teater bintang ini memanfaatkan atap ruangan yang berbentuk kubah (setengah bola) sebagai layarnya, sehingga secara visual kita akan benar-benar merasakan sensasi langit yang nyata. Pertama dimulainya pertunjukan ditampilkan taburan bintang-bintang yang sebenarnya jika tidak terdapat polusi cahaya kota Jakarta bisa terlihat oleh mata, termasuk di dalamnya adalah gugus bimasakti.

Sebenarnya teater tersebut merupakan visual langit yang biasa terdapat pada program-program astronomi. Sepertihalnya Stellarium, pergerakan benda langitnya adalah pergerakan real time yang bisa dikondisikan sesuai lokasi yang diinginkan.

Masih dalam pertunjukan, suasana gelap gulita, dan pertunjukan demi pertunjukan disuguhkan. Tema utama dalam pertunjukan kali ini adalah menjelajahi tata surya. Satu persatu planet tatasurya dijelajahi, termasuk berbagai fenomena langit juga tak luput dibahas, diantaranya adalah komet, meteor, dan gerhana.

Selama pertunjukan teater bintang ini ditemani oleh suara pemandu yang menjelaskan apa yang sedang ditampilkan. Kurang lebih satu jam pertunjukan berlangsung.  Dan rombongan langsung bersiap untuk perjalanan ke Bandung.

Post a Comment for "Di Planetarium Jakarta. 'Observ The Virtual Sky'"