'Tuhan Tidak Perlu Dibela' Dalam Film P.K.

P.K. - Dari judul filmnya saja pasti sudah familiar dikalangan kita semua. Di kita kata 'PK' sering kali diindikasikan dengan makna Pekok, atau Tolol. Dalam pemakaian lain 'PK' juga sering dimaknai sebagai Penjahat Kelamin. Namun judul PK dalam film tersebut tentunya bukanlah berarti keduanya, baik Pekok maupun Penjahat Kelamin. akan tetapi bermula dari orang-orang yang banyak menyebut tokoh utama dalam film tersebut dengan PK (PeeKay = Mabuk) sehingga ia dinamakan demikian.

Sebelum rilis pada 19 Desember 2014 film ini sudah banyak menuai kontroversi, gara-garanya, poster film tersebut dianggap vulgar lantaran tokoh utama (Amir Khan) yang berpose nyaris bugil, hanya bagian kemaluanya saja yang ditutupi, itupun dengan sebuah radio.


Terlepas dari kontroversi tersebut, menurut saya film ini sangat bagus. Meskipun sebagian  tokoh agama ada yang kebakaran jenggot karena dianggap telah menghina agama. Menurut saya film ini laiknya kisah perjalanan Ibrahim, sang Nabi yang berusaha untuk mencari Tuhannya. Tentu tokoh utama dalam fim P.K, bukanlah diposisikan sebagai seorang Nabi, apa lagi Rasul. Konteks ceritanya adalah ia merupakan pendatang dari luar angkasa yang mendarat di bumi untuk melakukan penelitian terhadap makhluk bumi.  Setelah mendarat, remote kontrol pesawat luar angkasanya dicuri, kemudian dari sinilah kisah film ini dimulai.

Selama film berlangsung, logika kita seakan dibawa kepada sebuah diskusi ringan. Namun alam sadar kita akan langsung menyadarinya, bahwasanya hal-hal demikian membutuhkan jawaban-jawaban yang berat. Siapa Tuhan itu? Dimana kita bisa menemukanya? Tuhan yang membuat kita, atau Kita yang membuat Tuhan? dan pertanyaan-pertanyaan lain yang sangat menarik untuk ditunggu jawabanya.

Ada bagian menarik dalam film ini yang membuat saya harus berkali-kali me-replay nya. Yakni pada saat debat antara P.K. dan Tapaswi seorang pemuka agama Hindu. Ada baris-baris kalimat yang bagi saya terasa sangat tidak asing lagi.



Sampai-sampai saya berpikir, apakah Gus Dur (alm) yang menuliskan skenario dalam film tersebut? 'Tuhan Tidak Perlu Dibela' itulah sebuah natijah yang dihasilkan dari tiga Muqadddimah diatas (Mantiq). Yang mana hal seirama juga menjadi pemikiran Gus Dur, yang sudah pernah Gus Dur tuliskan dalam salah satu bukunya.

Film ini menjadi semakin menarik karena dibumbui dengan kisah asmara antara Jaggu seorang wartawan cantik asal India dan Sarfaraz yang berasal dari pakistan. Kebenaran kisahnya dapat dipastikan 100% fiktif belaka, namun nilai-nilai Kehidupan begitu nyata hidup di dalamnya.
So .. film P.K. ini bisa menjadi salah satu film yang sangat ingin anda tonton. Maka, tontonlah ...
Anda akan dibawa kepada logika klasik, sebuah pertanyaan dangkal namun butuh jawaban yang mendalam. :)

Berikut Trilernya:

Post a Comment for "'Tuhan Tidak Perlu Dibela' Dalam Film P.K."